Publikasi Ilmiah Berupa Karya Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas
ABSTRAK
Pembelajaran
mengharapkan guru untuk membuat siswa kreatif, inovatif dan aktif, serta
berorientasi pada pendidikan masa depan yang sanggup menjawab tantangan global
dan perkembangan IPTEK. Pada kenyataannya pembelajaran secara umum belum melibatkan
siswa secara aktif , siswa cendrung menerima dan pembelajaran belum mampu
membuka wawasan berfikir siswa untuk memecahkan masalah serta mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari hari, sehingga menyebabkan ketuntasan belajar siswa
belum tercapai. Kenyataan ini juga di temui dalam pembelajaran fisika. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi keterampilan bertanya dengan
penomoran sistem kartu terhadap aktifitas dan ketuntasan belajar siswa dalam
mata pelajaran fisika di kelas XI IPA 2 SMAN 1 Tanjung Mutia.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( Action Research ) yang
terdiri dari dua siklus.Instrumen penelitian adalah: Lembaran observasi untuk
siswa dan lembaran soal post test untuk melihat ketuntasan belajar siswa.Tehnik
analisis data untuk aktifitas belajar siswa yaitu : data diinterpretasikan
dengan menggunakan teknik persentase lalu dijabarkan ke dalam kriteria
aktifitas siswa. Teknik analisis data ketuntasan belajar siswa dengan
menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan bahwa persentase
rata rata aktifitas siswa pada siklus I adalah 66,9 % dan pada siklus II 72,9
%,sedangkan ketuntasan klasikal naik dari 51,61 % menjadi 70,96 %,pada siklus I
dan 80,64 % pada siklus II.Hasil ini menyimpulkan bahwa variasi keterampilan
bertanya dengan penomoran sistem kartu dapat meningkatkan aktifitas dan
ketuntasan belajar siswa.
Kata kunci: Aktivitas belajar, hasil belajar, pembelajaran fisika, variasi dalam
mengajar, keterampilan bertanya, penomoran sistem kartu.
DAFTAR
ISI
ABSTRAK.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I.
PENDAHULUAN
BAB II. METODE PENELITIAN Jenis
Penelitian
A.Subyek
Penelitian
B. Tempat
Dan Waktu Penelitian.
C. Teknik
Dan Instrumen Penelitian
D.Teknik
Analisis Data
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.Hasil
Penelitian
B. Pembahasan.
BAB IV. PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan keikhalasan, penulis mengucapkan
alhamdulillahi rabbilalamin, segala puji adalah milik Allah, karena dengan
bantuan dan petunjuk-Nya, akhirnya, karya tulis ilmiah hasil penelitian
tindakan kelas ( PTK ) yang berjudul Variasi Keterampilan Bertanya Dengan
Penomoran sistem Kartu Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Fisika Siswa Kelas
XI IPA 2 SMAN 1 Tanjung Mutiara telah
dapat diselesaikan.
Dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah hasil penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini penulis sangat banyak
mendapat bantuan berupa izin, bantuan, dan kerja sama. Untuk semua itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
- Dr.Yulkifli,S.Pd,M.Si , Sebagai Pembimbing Penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk Publikasi Ilmiah untuk Guru Guru Yang tergabung dalam MGMP Fisika Sumatera Barat.
- Yohandri ,M.Si,Ph.D , Sebagai Pembimbing Penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk Publikasi Ilmiah untuk Guru Guru Yang tergabung dalam MGMP Fisika Sumatera Barat.
- Dra.Dian Mulyati Syarfi , sebagai Ketua MGMP Fisika Sumatera Barat.
- Drs.Zulkhairi,M.Pd,sebagai Kepala SMAN 1 Tanjung Mutiara,yang telah memberi izin untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI IPA 2.
- Azuar ,S.Pd ,sebagai observer pada Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas XI IPA 2 SMAN 1 Tanjung Mutiara.
- Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT membalas
amal baik semua pihak tersebut di atas, amin. Harapan penulis, semoga karya
ilmiah ini bermanfaat, khususnya dalam pembelajaran fisika.
Tiku, 2015
Penulis
BAB.I
PENDAHULUAN
Pembelajaran
fisika menuntut siswa harus mampu mengolah, mencerna, memikirkan, menganalisis
dan merangkum konsep sehingga menjadi suatu pengertian yang utuh (Suparno,
2006: 9). Kenyataannya, pada saat pembelajaran berlangsung masih banyak siswa
kurang aktif. Ini bisa dilihat
dari cara belajar siswa dimana: sedikit siswa
yang menguasai konsep fisika dengan baik, menyelesaikan soal-soal fisika dengan
benar, yang mau bertanya, yang dapat menjawab pertanyaan guru, memberi tanggapan terhadap pendapat teman. Lebih
banyak siswa yang tidak mampu mengerjakan sendiri tugas terstruktur yang
diberikan guru.
Aktivitas siswa yang sangat kurang akan mempengaruhi hasil belajar siswa, ini
dapat dilihat dari hasil ulangan harian fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri
1 Tanjung Mutiara, yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang tuntas pada
post test awal sebelum tindakan 51,61 %.
Masih banyak siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) fisika
yang telah ditentukan.
Masalah yang dialami siswa di kelas XI IPA 2 yang
berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa dapat di jabarkan sebagai
berikut :
-
siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami konsep fisika dengan
baik dan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal.
-
Pada umumnya siswa merasa fisika merupakan salah satu
mata pelajaran yang dianggap sulit dan banyak rumus yang sulit dipahami dan dimengerti.
-
Pembelajaran hanya
didominasi oleh siswa yang pintar yang lainnya cuma menyalin, akibatnya hasil
belajar siswa rendah.
-
Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat
pada guru (Teacher Centered) dimana guru
masih mengendalikan hampir seluruh kegiatan dari awal sampai akhir pembelajaran
sehingga siswa cenderung untuk menerima dan mencatat materi yang disampaikan
oleh guru kemudian siswa mengerjakan latihan. Akibatnya, siswa kurang terlatih
untuk bisa memecahkan sendiri berbagai persoalan yang berkaitan dengan konsep
fisika.
Untuk memperbaiki masalah tersebut, dipersiapkan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Student Centered)
.Orientasi
pembelajaran diarahkan untuk pengembangan aktifitas siswa dalam belajar.
Gambaran pengembangan aktifitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan
guru dalam kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif di dalamnya,
dan penyajian pelajaran dengan melakukan percobaan atau proyek, mengalami dan
membuktikan sendiri suatu permasalahan yang dipelajari, karena mengajar tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi, dengan menuntut
jawaban-jawaban verbal, melainkan suatu upaya integratif kearah pencapaian
tujuan pendidikan. Hal senada diungkapkan oleh Soedijarto dan Raka Joni dalam
Werkanis As, (2003:9), bahwa tugas mengajar bagi guru tidak lagi sekedar
menyampaikan informasi melalui pengajaran yang penguasaannya ditagih dalam
bentuk kemampuan mengingat kembali apa yang telah diajarkan, melainkan
menggunakan pengajaran sebagai wahana untuk memberi urutan sistematis bagi
pencapaian tujuan utuh pendidikan, mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Untuk tujuan tersebut maka pembelajaran fisika
di kelas XI IPA 2 SMAN 1 Tanjung Mutiara dilakukan dengan berusaha mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran melaluai variasi pengajaran antara keterampilan
bertanya dengan penomoran sistem kartu dalam proses pembelajaran dan pembahasan
contoh contoh soal serta pembahasan
tugas terstruktur, sehingga siswa dapat
terbantu dalam menemukan dan mengembangkan konsep-konsep fisika. Pada saat
pembelajaran siswa yang pintar dapat membantu siswa yang lemah sehingga siswa
dapat lebih mengembangkan kompetensi, sikap kreatif, inovatif dan aktivitasnya.
Guru tidak lagi aktif mengajar tetapi aktif membimbing dan mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggali ilmu pengetahuan secara langsung.
Agar pembelajaran lebih menarik, diawal pembelajaran guru membagikan
kartu bernomor kepada masing masing siswa ,dalam hal ini kartu dibuat
sedemikiaan rupa pada masing masing kartu bernomor terdapat gambar tokoh tokoh
fisika dan ringkasan singkat penemuan para tokoh fisika tersebut.Siswa yang
mendapat kartu bergambar dengan nomor yang sama akan berada pada kelompok yang
sama. Guru kemudian akan melakukan variasi pengajaran dengan menggunakan keterampilan
bertanya berupa menyebarkan giliran bertanya secara acak dan berusaha agar semua siswa mendapat giliran
secara merata untuk setiap nomor kartu bergambar yang dipegang siswa.
Keterampilan bertanya dalam proses belajar
megajar sangat penting dan dapat memberi dampak positif terhadap siswa untuk
meningkatkan partisipasi atau keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajran. Untuk
melibatkan siswa secara banyak dalam pembelajaran guru perlu menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan secara acak, dalam hal ini salah satu cara yang efektif adalah memvariasikan nya dengan penomoran
siswa melalui kartu. Dengan adanya variasi dalam mengajar diharapkan dapat
meningkatkan perhatian siswa selama proses pembelajaran.
variasi mengajar adalah suatu keterampilan
guru dalam proses interaksi belajar mengajar yang berguna untuk mengatasi tingkat
kebosanan belajar siswa sehingga siswa menunjukkan kembali ketekunan dan
partisipasi dalam proses pembelajaran (Daud,2010).Tujuan variasi mengajar
adalah:
-
Meningkatkan perhatian peserta didik selama
proses pembelajaran.
-
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan minat dan bakat terhadap hal hal yang baru.
-
Memungkin kan timbul nya motivasi belajar.
-
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memperoleh cara menerima pelajaran.
-
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar sesuai tingkat perkembangan
dan kemampuan.
-
Memberi
kemungkinan kesempatan belajar secara individual.
-
Menyediakan lingkungan kondusif bagi siswa
untuk belajar.
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolan
kelas.Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses
berfikir dikalangan siswa dan sekaligus
dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar dikalangan siswa (Sofa ,2008
).
Selain itu Keterampilan bertanya merupakan
salah satu variasi mengajar yang memiliki peran sangat penting dalam
pembelajaran, sebab keterampilan bertanya dengan mengguna kan teknik yang tepat
dapat memberikan dampak positif terhadap
siswa yaitu:
-
meningkatkan partisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.
-
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
siswa.
-
mengembangkan pola berfikir cara belajar
aktif dari siswa.
-
menuntun proses berfikir siswa.
-
memusatkan perhatian siswa terhadap masalah
yang dibahas
Komponen keterampilan bertanya dasar yang
harus dimiliki guru dalam pembelajaran dapat berupa:
(a ) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan
singkat dengan menggunakan kata kata yang
dapat dipahami siswa sesuai dengan taraf perkembangan nya.
(b). Pemberian acuan berupa pertanyaan yang
berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.
(c). Pemindahan giliran jika pertanyaan perlu
dijawab oleh lebih dari satu orang siswa.
(d).Penyebaran pertanyaan untuk melibatkan
siswa secara banyak dan aktif di dalam
pembelajaran.
Dilihat dari komponen keterampilan bertanya maka
guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak dan guru hendak
nya berusaha agar semua siswa mendapatkan giliran secara merata, sehingga
aktifitas belajar siswa dapat ditinggkatkan dan ketuntasan belajar akan
tercapai. Untuk melaksanakan hal tersebut maka keterampilan bertanya dalam
pembelajaran dapat divariasikan dengan
penomoran siswa melalui sistem kartu.
Model penomoran sistem kartu yang digunakan
mengacu kepada model pembelajaran Numbered Heads Together ( NHT ) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (
1992 ).Model pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang lebih
mengedepankan aktifitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi
dari berbagai sumber yang akhirnya di presentasikan didepan kelas (Rahayu, 2006
). Struktur model pembelajaran tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif
dari struktur kelas tradisional seperti mengacungkan tangan terlebih dahulu
untuk kemudian dirujuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan,suasana
seperti ini menimbulkan kegaduhan di dalam kelas karena para siswa saling
berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan (Tryana,2008) .
Pembelajaran NHT merupakan pembelajaran kooperatif dengan strategi pembelajaran
yang mengutamakan adanya kerja sama
antar siswa dan kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir
dan dalam kegiatan kegiatan belajar,
sehingga sebagian besar aktifitas pembelajaran akan berpusat pada siswa (
student centre ).
Penomoran sistem kartu yang mengacu kepada model NHT ini
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan bertujuan meningkatkan
penguasaan akademik dengan melibatkan siswa dalam menelaah bahan yang tercakup
dalam suatu pelajaran serta mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. Selain itu manfaat penomoran sitem kartu ini terhadap siswa antara
lain :
- dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
- mampu memperdalam pemahaman siswa
- menyenangkan bagi siswa dalam belajar.
Pada pembelajaran yang dilakukan berupa
variasi keterampilan bertanya dengan penomoran siswa melalui sistem
kartu ini selama pembelajaran guru bertindak sebagai motivator dan
fasilitator. Artinya, dalam pembelajaran ini kegiatan aktif untuk
memperoleh
pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa melalui pembelajaran dan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan ketika
guru melakukan penyebaran giliran menjawab pertanyaan yang dilakukan secara
acak dan merata sesuai dengan nomor
kartu bergambar yang diberikan guru
kepada masing masing siswa dalam kelompok nya.
Berdasarkan uraian
di atas perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara,
dimana pada proses pembelajaran digunakan
variasi keterampilan bertanya dengan penomoran system kartu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar belajar
fisika siswa kelas XI IPA 2 SMA 1 Tanjung Mutiara menggunakan variasi
keterampilan bertanya dengan penomoran sistem kartu.
Tujuan
utama pembelajaran Fisika adalah
membantu siswa memperoleh sejumlah pengetahuan dasar yang dapat digunakan
secara lebih fleksibel yang didasari oleh memprediksi dan menjelaskan berbagai
gejala alam dan memahami perkembangan serta perubahan ilmu dan teknologi yang
sangat cepat. Pembelajaran fisika lebih menekankan pada aspek pemahaman,
kemampuan berpikir dan aktivitas siswa merupakan inti dari proses pembelajaran
fisika sedangkan guru harus memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa
untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Siswa dapat melakukan
hal ini dengan
jalan terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan seperti diskusi kelas,
pembahasan contoh soal, pemecahan
soal-soal, maupun bereksperimen (Mundilarto: 2002). Pembelajaran Fisika dilaksanakan melalui metode ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu
aspek penting kecakapan hidup.
Variasi keterampilan bertanya sistem kartu merupakan
model pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan keaktifan siswa serta
terciptanya pola interaksi dalam pembelajaran dan membantu untuk mencapai
prestasi belajar yang maksimal.
Keterampilan bertanya merupakan salah satu bentuk
variasi mengajar yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa jenuh atau bosan
siswa berupa mulai kurang nya perhatian, mengantuk, mengobrol, melakukan
aktivitas sendiri,mencari perhatian dan mengganggu teman dalam proses
pembelajaran.sehingga siswa dapat
menunjukkan kembali ketekunan dan partisipasi dalam pembelajaran.Dalam
melakukan keterampilan bertanya pada proses pembelajaran pertanyaan harus
tersusun dengan baik dan menggunakan teknik yang tepat serta memberi dampak
positif kepada siswa untuk mengembangkan
cara belajar aktif ,meningkatkan partisipasi siswa dan menuntun proses berfikir
siswa.Penerapan komponen keterampilan bertanya dasar berupa penyebaran giliran menjawab pertanyaan secara
acak dilakukan guru dalam usaha agar semua siswa mendapat giliran secara merata
sehingga dapat melibatkan siswa sebanyak banyaknya dalam pembelajaran.
Keterampilan bertanya akan lebih menarik jika
divariasikan dengan penomoran sistem kartu. Dalam hal ini diawal pembelajaran
masing masing siswa diberi secara acak kartu bergambar tokoh tokoh fisika dan
ringkasan singkat tentang tokoh tersebut.Pada masing masing kartu telah tertera
nomor yang akan digunakan guru sebagai nomor giliran acak ketika dilakukan
penyebaran giliran bertanya dalam menjawab permasalahan selama pembelajaran dan
dalam membahas contoh soal .kartu dengan nomor yang sama juga akan menjadi
acuan bagi siswa untuk bekerja dalam kelompok yang sama.Dengan adanya giliran
secara acak berdasarkan penomoran sistem
kartu siswa akan selalu menyiapkan diri
dan memahami materi pelajaran semaksimal mungkin karna mereka
tidak bisa menerka kapan nomor mereka akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan.Selain
itu penomoran sistem kartu akan lebih menarik lagi bagi siswa karena saat
mereka berkumpul dalam kelompok untuk menyelesaian soal soal latihan dan tugas
kelompok berdasarkan nomor kartu yang sama, mereka akan memperoleh
beberapa kartu dengan gambar tokoh yang berbeda
dalam kelompoknya. Sehingga memungkinkan siswa akan lebih termotivasi dalam
pembelajaran karena mereka mengetahui ringkasan singkat tentang tokoh tokoh
ahli dalam mata pelajaran yang sedang mereka ikuti.
Variasi keterampilan bertanya dengan penomoran
sistem kartu merupakan model
pembelajaran yang menekankan pada terciptanya
aktivitas serta interaksi sesama siswa, saling memotivasi dan saling membantu
dalam mencapai ketuntasan belajar yang
maksimal. Pelaksanaan model pembelajaran variasi keterampilan bertanya dengan
penomoran sistem kartu pada kegiatan awal pembelajaran masing masing siswa di
beri kartu bergambar dengan nomor nomor tertentu, kartu terdiri dari 4 macam
gambar tokoh fisika yang berbeda dan nomor yang ada pada kartu1 sampai 8, pembelajaran
dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan metode belajar seperti
demonstrasi,ekperimen ,ceramah dan diskusi. Selama pembelajaran guru melakukan
keterampilan bertanya dengan penyebaran giliran menjawab pertanyaan secara acak kepada masing masing siswa sesuai
dengan nomor dan gambar kartu yang telah dibagikan kepada siswa.Penyebaran
giliran menjawab pertanyaan akan lebih dioptimalkan dan diusahakan agar siswa
mendapat kan penyebaran giliran secara merata ketika dalam pembelajaran
dilakukan pembahasan contoh soal secara bersama. Guru akan menyebarkan giliran
menjawab pertanyaan mulai dari besaran apa yang diketahui, besaran apa yang
ditanya sampai penggunaan rumus untuk menyelesaiakan contoh soal
tersebut.Selanjutnya siswa akan bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan latihan dan tugas yang diberikan guru,dalam hal ini pembagian
kelompok juga dilakukan berdasarkan siswa yang
memegang kartu dengan nomor yang sama akan berada dalam kelompok yang
sama,selain itu di dalam kelompok pembahasan latihan dan tugas dalam kelompok
juga dilakukan dengan variasi keterampilan bertanya dengan penomoran system
kartu dimana ketua kelompok akan melakukan penyebaran giliran menjawab latihan
dan tugas kepada anggota kelompok sebagaimana hal nya ketika guru menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan ketika menyelesaikan contoh soal bersama sama
dengan siswa.setelah diskusi kelompok guru akan memanggil salah satu nomor
anggota masing masing kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka salah satu nomor anggota kelompok yang lain juga akan
digilirkan guru untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang tampil.Pada
kegiatan penutup resume pelajaran juga akan disampaikan oleh masing masing
siswa yang nomor nya di panggil oleh guru secara acak,diakhir pembelajaran
kelompok yang aktifitas anggota kelompok nya tinggi akan di umum kan sebagai
kelompok dengan prediket Best Science Group.
Model pembelajaran variasi keterampilan bertanya
dengan penomoran sistem kartu mempunyai 5 komponen utama yaitu:
1.
Tahap penomoran
siswa dengan sistem kartu,
2.
Tahap variasi
penyebaran giliran menjawab pertanyaan
dalam penyajian dan pembahasan materi atau contoh soal dengan menggunakan
penomoran sistem kartu.
3.
Tahap bekerja
dalam kelompok dengan penomoran system kartu.
4.
Tahap presentasi
kerja kelompok dan penyampaian kesimpulan
materi pelajaran
5.
Tahap pemberian
penghargaan kelompok.
Kelebihan
model pembelajaran variasi keterampilan bertanya dengan penomoran sistem kartu
adalah siswa akan termotivasi dan berusaha seoptimal mungkin untuk menyiapkan
diri dalam pembelajaran karena siswa tidak dapat menerka kapan nomor mereka
akan mendapat giliran menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran.
Interaksi
sosial antar siswa dapat menumbuhkan motivasi untuk saling membantu, memfasilitasi peningkatan aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, dan merangsang pengembangan kemampuan berfikir
siswa secara kreatif dan menyeluruh. Guru berperan sebagai motivator dan
fasilitator dalam pembelajaran hal ini memungkinkan terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan bagi siswa.
Selanjutnya, kekurangan
penggunaan model pembelajaran variasi keterampilan bertanya system kartu adalah
ada kalanya siswa kurang siap diri ketika nomor kartu mereka mendapat giliran dipanggil
secara tiba tiba hal ini menimbulkan kecemasan bagi siswa.
Karena
keterbatasan waktu ada kemungkinan tidak semua nomor kartu yang ada pada siswa
dipanggil ketika penyebaran giliran menjawab pertanyaan dilakukan dalam
pembelajaran. Namun, kekurangan dari model ini bisa diatasi dengan mengatur
waktu pembelajaran seefektif mungkin serta
melakukan perencanaan dan persiapan yang
matang.
Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris dari kata
activity yang berarti kegiatan,
sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer aktivitas berasal dari
kata kerja giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan
sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Dalam belajar, aktivitas
sangat diperlukan sebab prinsip belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah
laku menjadi kegiatan (Sardiman: 2001). Aktivitas positif akan menimbulkan efek
yang baik bagi proses pembelajaran, dan sebaliknya aktivitas negatif dapat
mengganggu proses pembelajaran. Indikator aktivitas mencakup:
(1)
prakarsa
siswa dalam pembelajaran, yang
ditunjukkan melalui kesediaan siswa mengeluarkan
pendapat/saran, mencari alat dan sumber
(2) keterlibatan mental siswa dalam
pembelajaran yang ditunjukkan melalui keberadaan siswa dalam tugas
(3) peranan guru yang banyak sebagai
fasilitator.
Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh berdasarkan
kemampuan yang didapat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari sejauh mana guru dan siswa
berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar terwujud dalam perubahan
tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa
secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotor. Ranah kognitif merupakan
hasil belajar yang berhubungan dengan kemampuan intelektual. Ranah kognitif
meliputi enam aspek, yakni:
1) pengetahuan atau
ingatan (knowledge)
2) pemahaman
3) aplikasi
4) analisis
5) sintesis dan
6 ) evaluasi.
Ranah afektif berhubungan dengan hirarki perhatian,
sikap, penghargaan, nilai, perasaan dan emosi.
Ranah psikomotoris
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang
meliputi enam aspek, yaitu :
1) gerakan refleks
2) keterampilan gerak
dasar
3) kemampuan perceptual
4) keharmonisan atau
ketepatan
5) gerakan keterampilan
kompleks
6) gerakan ekspresif
dan interpretatif.
Dimyati (2002) menyatakan
bahwa: hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data
dan informasi), pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Disisi lain Hamalik (1995) menyatakan bahwa: hasil
belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu
merupakan indikator dan derajat perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan
Kusnandar (2007:229) menyatakan indikator hasil belajar adalah ciri penanda
ketercapaian kompetensi dasar berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukan
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Hasil belajar adalah kompetensi
atau kemampuan yang dimiliki atau dicapai siswa setelah melakukan kegiatan
belajar yang dapat dinyatakan dengan skor atau dengan angka-angka. Hasil belajar yang akan diukur adalah hasil
belajar kognitif saja yaitu hasil tes
pada akhir siklus.
Pembelajaran fisika
merupakan salah satu mata pelajaran sains yang sangat penting untuk dipelajari,
karena pembelajaran fisika lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar secara ilmiah dan diarahkan untuk mencari
tahu dan berbuat.Tujuan pembelajaran fisika bagi peserta didik adalah :
(a) membentuk sikap positif dengan menyadari keteraturan dan keindahan
alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa,
(b)
Memupuk sikap ilmiah yaitu: jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain,
(c) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan
masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah, mengelola dan menafsirkan
data serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
(d)
Mengembangkan kemampuan bernalar dan berfikir analisis induktif dan deduktif menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara
kualitatif maupun kuantitatif,
(e) Mempunyai keterampilan mengembangkan
pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi ( BNSP, 2006 )
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (Action Research), yaitu suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti, mulai dari perencanaan sampai dengan
penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan pembelajaran
untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri
1 Tanjung Mutiara, karena siswa di kelas ini aktivitasnya sangat kurang
dibandingkan dengan kelas XI IPA lainnya dan hasil belajarnya rendah.
C.Tempat Dan Waktu
Penelitian
Tempat penelitian adalah di SMA Negeri 1 tanjung Mutiara.
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada
mata pelajaran fisika. D.Teknik Dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus memiliki
tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan penelitian ini sesuai dengan tahapan
penelitian Model Kurl Lewin, yaitu:
1) perencanaan (Plan)
2) pelaksanaan (action)
3) pengamatan (observation)
4) refleksi (reflection).
Berdasarkan konsep penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin (dalam Depdiknas 2003: 20) bahwa PTK dilaksanakan
dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 langkah utama yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahapan penelitian ini terdiri dari 2 siklus.
Pengamatan dilakukan oleh observer
dan sebagian lagi dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Untuk pengambilan data tentang aktivitas belajar siswa dilakukan oleh observer dan peneliti.
Sedangkan data tentang nilai ulangan harian dilakukan sendiri oleh peneliti.
Observer adalah teman sejawat guru fisika yaitu Azuar,S.Pd.
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi tentang aktivitas
siswa. Aktivitas siswa yang diamati adalah:
1)
Aktivitas
memperhatikan penyajian materi pelajaran (A1)
2)
Aktivitas termotivasi dengan model pembelajaran variasi
keterampilan bertanya dengan penomoran system kartu (A2).
3)
Aktivitas
menjawab pertanyaan guru (A3)
4)
Aktivitas
mengajukan pertanyaan (A4).
5)
Aktivitas
berdiskusi menyelesaikan latihan dan tugas (A5).
6)
Aktivitas
mempresentasikan tugas dan menyampaikan kesimpulan materi (A6).
Pada tahap ini peneliti
bersama observer melakukan diskusi tentang pelaksaan tindakan pada siklus 1,
mencatat semua kekurangan dan kelebihan dalam pelaksaan tindakan. Kemudian
merencanakan pelaksaan tindakan pada siklus 2.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian adalah:
1) Lembar observasi,
2)
Lembar Tes,
3) Catatan Lapangan.
Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar
observasi yang diisi oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan
data tentang hasil belajar siswa diperoleh
dari hasil belajar setelah tes
dilakukan.
E.Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data terhadap hasil
observasi aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
dapat dihitung dengan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Tindakan dinilai
berdasarkan jumlah siswa yang terlibat selama aktivitas berlangsung. Untuk
menentukan persentase aktivitas digunakan formula berikut (Sujana, 1991):
Keterangan:
A = Angka persentase aktivitas siswa
f = Banyak siswa yang aktif
N = Jumlah siswa seluruhnya
Aktivitas belajar siswa
ini dapat digolongkan pada empat kelompok seperti dinyatakan Dimiyati Mahmud
(1994) dimodifikasi menjadi:
1% -
25% = Kurang
26% - 50% = Cukup
51% - 75% = Baik
76% - 100% =
Amat Baik
Kriteria pencapaian yang diharapkan:
1.
Indikator
aktivitas belajar siswa yang diharapkan
secara keseluruhan adalah 70 %.
2.
Indikator
ketuntasan belajar siswa yang diharapkan
untuk klasikal adalah tuntas minimal 80%.
BAB. III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Penelitian
Perkembangan
aktivitas siswa dari siklus I, ke siklus II dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rata-rata perkembangan aktivitas siswa siklus I dan siklus II
No.
|
Aktivitas yang
diamati
|
Rata-rata Siklus I
(%)
|
Rata-rata Siklus II (%)
|
1
|
A1
|
91,9
|
97,6
|
2
|
A2
|
72,6
|
81,5
|
3
|
A3
|
80,7
|
86,3
|
4
|
A4
|
15,3
|
21,0
|
5
|
A5
|
90,3
|
94,3
|
6
|
A6
|
50,8
|
56,5
|
Rata-rata
|
66,9 %
|
72,9 %
|
Berdasarkan hasil dari
tabel di atas dapat dilihat diagramnya pada gambar berikut:
Gambar
1. Diagram Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan gambar 1 terlihat rata-rata aktivitas pada siklus I 66,9%,
meningkat menjadi 72,9 % pada siklus II .Dari
hasil observasi selama pelaksanaan siklus I diperoleh rata rata aktivitas siswa
untuk A₁ amat baik, untuk A2 baik, untuk A₃ amat baik ,untuk A₄ kurang, untuk A5
Amat baik dan untuk A6 cukup. Sedangkan pada siklus II diperoleh
rata rata aktivitas siswa untuk A1, A2, A3 dan
A5 adalah amat baik, untuk A4 kurang dan untuk A6 baik .dapat
disimpulkan bahwa rata rata aktifitas siswa pada siklus II meningkat
dibandingkan
siklus I .Hal ini
berarti kriteria pencapaian indikator aktifitas siswa secara keseluruhan yang
diharapkan sebesar 70 % dapat dicapai.
Hasil belajar yang
dimaksud pada penelitian ini adalah hasil yang didapat melalui ulangan harian. Hasil ulangan harian berpengaruh terhadap
ketuntasan klasikal dalam mengikuti pelajaran.Dalam hal ini presentase ketuntasan secara klasikal dilihat dari berapa jumlah siswa yang hasil
ulangan harian nya sama atau besar sama
dengan nilai KKM yaitu 75.
Tabel
2. Persentase Pencapaian KKM
Kondisi
|
Siswa yang mencapai KKM
|
Siswa yang Belum Mencapai KKM
|
|||
Angka
|
Persentase
|
Angka
|
Persentase
|
||
Sebelum tindakan
|
16
|
51,61 %
|
15
|
48,39 %
|
|
Siklus I
|
22
|
70,96 %
|
9
|
29,04%
|
|
Siklus II
|
25
|
80,64%
|
6
|
19,36 %
|
|
Dari data pada Tabel 2,
terlihat jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum tindakan sebanyak 16 orang atau 51,61 % dan jumlah siswa yang belum
mencapai KKM sebanyak 15 orang atau 48,39 %.Pada siklus I jumlah siswa yang
mencapai KKM 22 orang atau 70,96 % dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM 9 orang atau 29,04%.Pada siklus II jumlah
siswa yang mencapai KKM 25 orang atau 80,64 % dan jumlah siswa yang belum
mencapai KKM 6 orang atau 19,36 %. Kesimpulan dari data di atas adalah
bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM sudah
meningkat untuk setiap siklus yang dilaksanakan dari kondisi sebelum diberikan
tindakan atau dari sebelum diberikan
model pembelajaran ini .
Kriteria
pencapaian yang diharapkan untuk indikator Ketuntasan Hasil belajar siswa yang
diharapkan secara klasikal minimal nya
80 % telah dapat dicapai.
15
Pada diagram di bawah ini dapat dilihat
perkembangan hasil belajar siswa dari kondisi
sebelum diberi tindakan ke siklus
I dan ke siklus II . Ketuntasan Hasil belajar siswa sebelum diberi
tindakan 51,61 %,pada siklus I 70,96 % dan pada siklus II 80,64 %. Ini menunjukkan
angka yang sangat bagus untuk pembelajaran fisika menggunakan variasi
keterampilan bertanya dengan penomoran sistem kartu
Gambar 2.
Diagram peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa
B.Pembahasan
Model pembelajaran
variasi keterampilan bertanya dengn penomoran system kartu
pada pembelajaran fisika di kelas XI IPA
2 SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara telah dilakukan sesuai dengan tahapan tahapan
pelaksanaan yang telah di rancang yaitu: tahap penomoran siswa dengan sistem
kartu, tahap variasi penyebaran giliran
menjawab pertanyaan dalam penyajian dan pembahasan materi atau contoh soal
dengan menggunakan penomoran sistem kartu, tahap bekerja dalam kelompok dengan
penomoran sistem kartu, tahap presentasi kelompok dan penyampaian kesimpulan
pelajaran, tahap pemberian penghargaan kelompok. Dengan tahapan yang
dilaksanakan tersebut selama pembelajaran siswa
diarahkan untuk bisa aktif dan
merasakan lingkungan belajar yang kondusif
serta pembelajaran yang menyenangkan, guru seoptimal mungkin berusaha menjadi
motivator dan fasilitator dalam pembelajaran.Hal ini memungkinkan pembelajaran
berpusat pada siswa ( student centre).
Setelah dilakukan
penelitian selama tiga siklus sudah terlihat aktivitas dari siswa meningkat
dari rata-rata 66,9 % pada siklus I, meningkat menjadi 72,9 % pada siklus II. Ketuntasan Hasil belajar siswa meningkat dari
51,61 % sebelum tindakan menjadi 70,96 % pada siklus I dan 80,64 % pada siklus
II. Pada siklus I kriteria pencapaian
aktifitas untuk 6 macam aktifitas siswa rata rata nya menunjukkan hasil belum
sesuai dengan kriteria yang
diharapkan,sedangkan pada siklus II rata rata aktifitas siswa telah sesuai
dengan kriteria yang diharapkan. Namun demikian untuk
aktifitas mengajukan pertanyaan pada siklus I kriteria
nya kurang dan pada siklus II kriteria
nya masih kurang ,ini berarti masih
perlu dilakukan usaha untuk peningkatan aktifitas tersebut.Ketuntasan hasil
belajar telah sesuai dengan kriteria
yang diharapkan. Berdasarkan data yang
diperoleh dari dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
variasi keterampilan bertanya dengan penomoran sitem kartu dapat meningkatkan
aktivitas belajar fisika siswa.Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum yaitu pembelajaran
yang berpusat pada siswa dapat lebih mengembangkan kompetensi siswa, sikap
kreatif, inovatif dan aktivitas siswa.
Aktivitas
siswa yang tinggi dalam pembelajaran akan memberikan efek yang baik pada hasil
belajar siswa, Sardiman (2001) menyatakan aktivitas di dalam belajar sangat
diperlukan sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah
tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada
aktivitas. Aktivitas siswa arah positif akan menimbulkan efek yang baik bagi
proses pembelajaran, dan sebaliknya aktivitas negatif dapat mengganggu proses
pembelajaran.
Pembelajaran
menggunakan model variasi keterampilan bertanya dengan penomoran system kartu
pada pembelajaran fisika di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara dapat meningkatkan aktifitas belajar
siswa sehingga hasil belajar siswa
meningkat dan ketuntasan belajar tercapai.
BAB.IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil
observasi dan hasil refleksi dari setiap siklus yang telah dilakukan selama
penelitian, maka dapat disimpulkan:
1.
Pembelajaran
fisika menggunakan model pembelajaran variasi keterampilan bertanya dengan
penomoran sistem kartu dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara, ini dapat
dilihat dari peningkatan aktivitas
pada siklus I dan siklus II
2.
Pembelajaran
fisika menggunakan model pembelajaran variasi keterampilan bertanya dengan
penomoran system kartu dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar fisika
Siswa
SMAN 1 Tanjung Mutiara, ini dapat dilihat dari rata rata ketuntasan hasil belajar pada siklus
I dan siklus II
3.
Penerapan model ini juga dapat dilakukan pada
materi pelajaran lain, guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan beberapa
saran:
1. Bagi
guru SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara mata pelajaran fisika, penerapan model
pembelajaran variasi keterampilan bertanya dengan penomoran system kartu dalam pembelajaran, dapat dijadikan sebagai
alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Bagi
sekolah khususnya SMA Negeri 1 Tanjung
Mutiara agar dapat memperkaya guru-gurunya dengan model-model pembelajaran lain
yang lebih bervariasi, sehingga pembelajaran tidak monoton dan juga dapat memberikan suasana baru dan
menyenangkan bagi guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.
3. Bagi
peneliti lainnya model pembelajaranvariasi keterampilan bertanya system kartu
ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk mengembangkan model
pembelajaran fisika yang sama atau berbeda yang dapat diterapkan pada pokok
bahasan yang sesuai.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A (2002).
Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Azis, A (2012). Keterampilan Dasar Mengajar
Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BSNP
Daud, Abu (2010). Keterampilan
Dasar Mengajar,(online),(http://abudaud 2010.blogspot.com/2011/12/keterampilan-dasar-mengajar,html)
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta.
Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta
Dimyati dan
Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta. Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Fisika.
Hamalik, O. (2003).
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan
Belajar Kelompok. Bandung: Alfabetaq.
Ja’far. (2001). Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar. Padang: FIP
Lie, A. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: P2LPTK.
19
Lufri. 2008. Strategi Pembelajaran Biologi Teori Praktek
dan Penelitian. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang.
Nur, M. (2005). Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: LPMP
Jawa Timur
Pike, R. (1989). Creative Thinking Techniques Handbooks.
Minneapolis: Lakewood Books.
Rachmadi. (2004). Model-model Pembelajaran Matematika SMP.
Makalah disajikan pada Diklat Instrukturr Matematika SMP Jenjang Dasar, PPG
Matematika, Jogjakarta 10-23 Oktober 2004.
Sardiman, A. M.
(2001). Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Silberman, M.
(2009). Active Learning 101 Cara Belajar
Siswa Aktif. Edisi Revisi. . Bandung: Penerbit Nusa Media.
Slameto. (1991). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning Theory,Research, and Practice. Massachusetts:
Allyn ang Bacon
Suparno, P. (2006). Metodologi Permbelajaran Fisika
Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.
Sumadi, S. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suradi. (2003). Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
melalui Interaksi secara
Kooperatif Jurnal Pembelajaran
volume 26. Universitas Negeri Padang.
Suryosubroto, B.
(1997). Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sofa, Pakde.
(2008). Keterampilan bertanya , Mendengar dan Evaluasi
20
Belum ada Komentar untuk "Publikasi Ilmiah Berupa Karya Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas"
Posting Komentar